Masih nyerempet dengan makhluk-makhluk sebangsa Valak, saya iseng mau lihat video kompilasi penampakan makhluk halus di Youtube. Salah satu video kompilasi favorit saya berasal dari negeri sakura. Saya langsung taruh aja ya di bawah..
Sudah pernah nonton belum?
Walaupun pakai bahasa Jepang, tapi video kompilasi tetap menghibur kok alias masih sukses bikin saya sering klik pause entah karena ingin liat penampakan dengan lebih jelas atau karena saya yang takjub melihat "mereka" ada di mana-mana. Pokoknya coba deh nonton video di atas, kalau bisa pas malem biar lebih greget.
Setelah nonton video tersebut, timbul pertanyaan di dalam diri saya, mereka (hantu atau sebangsa si Valak) apakah beneran nyata dan segitu gamblangnya menampakkan diri kepada manusia?
Setelah saya konsultasi dengan Mbah Google saya menemukan beberapa penjelasan saintis mengapa manusia bisa merasakan atau melihat makhluk-makhluk halus. Berikut saya akan bahas sedikit dari artikel Skeptic.com dengan judul "Why People See Ghost"
1.Sensed presence effect
Di kalangan para
pendaki, penjelajah kutub utara, dan atlit, fenomena ini sudah umum terjadi.
Sensed presence effect membuat seseorang merasakan kehadiran orang lain atau
sesuatu yang tidak ada berada di sekitar kita.
Kondisi ini sering diasosiasikan dengan rasa kedinginan, rasa lapar,
kelelahan, dan kekurangan tidur. Sensed
presence effect membuat otak kita terlalu peka
terhadap keadaan sekitar dan
mengecoh konsep psikologis tentang keberadaan diri, sehingga seringkali
kita merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Dengan penjelasan di
atas, nggak heran sih kalau yang suka begadang malem-malem sering merasakan
hal-hal “aneh” muncul di sekitarnya,
seperti seolah-olah mendengar benda jatuh atau melihat bayangan di ujung
kamar.
2.Dopamine
Zat kimia dalam otak
ternyata juga memiliki asosiasi dengan munculnya perasaan melihat hantu. Peter
Brugger dan Christine melakukan eksperimen terhadap 40 subjek dan mendapati
tingginya kadar dopamine menyebabkan meningkatnya kemampuan manusia mengenali
pola. Tingginya kemampuan mengenali pola
menyebabkan seseorang terlalu peka dengan lingkungan sekitar, sehingga melihat
atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dopamine yang berlebihan juga
merupakan salah satu penyebab munculnya gangguan halusinasi.
3.Patternicity
Patternicity (saya
bingung menerjemahkannya ke dalam bahasa indonesia, jadi kita pakai istilah patternicity aja
ya..) merupakan fenomena dimana manusia mencoba mengenali sebuah pola dari
objek atau menganalisa tanda-tanda tertentu dan mencoba mengambil keputusan dari
hal tersebut. Sejak jutaan tahun yang lalu, manusia telah dituntut selalu
waspada dan mengambil keputusan cepat ketika melihat tanda-tanda tertentu.
Misalnya ketika manusia berada di sebuah hutan dan tiba-tiba terdengar suara
berisik dari balik semak-semak, dengan segera manusia menjadi waspada karena
takut ada binatang buas yang akan menyerang.
Oleh karena pengalaman
nenek moyang kita, otak manusia menjadi terbiasa mengenali pola, menghubungkan
sebuah tanda-tanda A sebagai penyebab munculnya B. Sebagai contoh, suara anjing melolong di
malam hari seringkali dikaitkan dengan munculnya makhluk halus sehingga respon
yang ddiberikan kebanyakan adalah munculnya rasa takut, padahal suara anjing
melolong menurut dokter hewan adalah salah satu bentuk komunikasi anjing jantan
kepada anjing betina. Lalu darimana kita mengenali pola bahwa anjing melolong
sebagai tanda datangnya hantu? Ya tentu saja jawabannya dari film atau cerita mitos
yang beredar turun temurun.
Walaupun otak
seringkali menimbulkan kesalahan dalam membaca tanda-tanda, patternicity tetap
dibutuhkan sebagai bentuk pertahanan atau kewaspadaan manusia. Misalnya ketika tengah malam timbul suara
bising di pagar rumah kita, secara cepat otak mengenali bahwa tanda tersebut
bisa digolongkan sebagai munculnya sebuah ancaman bagi rumah kita, mungkin saja
ada maling ingin masuk ke dalam rumah sehingga kita dengan siap siaga langsung
waspada dan mengecek pagar rumah.
Sebenarnya masih ada 10 penyebab lagi menurut artikel ini. kalau kalian mau baca selengkapnya buka aja link ini ya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Walaupun sains lebih skeptis dalam memandang keberadaan makhluk halus, namun usaha untuk mencari keberadaannya masih
terus dilakukan. Beberapa alat (mungkin
kalian sering lihat di acara pemburu
hantu) seperti Electromagnetic Field Sensor (EMF) dan Ambient Temperature
Sensor mencoba mencari keberadaan para makhluk halus secara lebih scientific (dibanding mempercayai satu
orang paranormal seperti kebanyakan acara pemburu hantu televisi lokal).
Ambient Thermometer |
EMF Sensor |
Di satu sisi, hal-hal gaib begitu kental di masyarakat Indonesia sehingga kita sangat sulit untuk mengingkari bahwa hantu itu tidak ada. Kesurupan, santet (bayangkan ada paku keluar
dari perut), pocong, kuntil anak, dan sebagainya nampaknya sudah jadi bagian
dari masyarakat. Coba deh kalo lagi nongkrong-nongkrong minimal ada satu orang temen kalian yang
mancing-mancing buat cerita hantu-hantuan, dan semuanya mendengarkan dengan khusyuk sampai bagian klimaks dari cerita itu. Herannya lagi, setiap nongkrong ceritanya baru
terus, nggak ada abisnya. Entah si A lah liat pocong, atau si B lah liat
genderuwo, atau si C lah liat kuntilanak.
Kesimpulannya balik
lagi ke pertanyaan awal, Apakah mereka ada? Jawabannya sampai sekarang masih
antara ada dan tiada…. Selamat malam jumat teman-teman J
Bonus: Galeri para hantu favorit saya (sumber: Google)
Kuchisake Onna- Baca urban legend-nya deh, seru loh |
For kids segment, saya pilih Toshio - Ju On |
Kayako - Ju On |
Sumber:
http://www.lessemf.com/ghost.html
http://www.skeptic.com/downloads/why-people-see-ghosts.pdf
No comments:
Post a Comment