Thursday, September 14, 2017

"Chat with Stranger" Versi Berfaedah

Kurang lebih sekitar 5 tahun lalu, saya berkenalan dengan sebuah web chatting yang namanya Omegle.Waktu itu sih dicekokin oleh teman saya untuk iseng main di web ini. Sistemnya unik dimana kita bisa mengobrol secara acak dengan orang-orang di seluruh belahan dunia secara anonymous (tanpa identitas). Saat itu saya berpikir bahwa ini kesempatan yang bagus untuk bisa mendapat teman baru di luar negara sendiri dan mungkin saya juga bisa meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.

Jujur saja, bahasa Inggris saya nggak bagus-bagus amat. Saya cenderung menggunakan bahasa Inggris secara pasif. Teman-teman saya terkadang suka mengkoreksi pelafalan saya ketika berbicara bahasa Inggris. Tak jarang juga ada yang tertawa, saking lucunya speaking skill saya. Tapi saya tidak menyerah terhadap keadaan, oleh karena itu kehadiran Omegle sungguh menjawab kebutuhan saya.

Pas saya coba chatting di omegle. Ada beberapa jenis manusia yang saya temukan.
1. Beneran mau cari teman --> Kalau yang model gini saya senang sekali karena mereka biasanya cukup humble untuk mengobrol dan mengajari saya bahasa dan budaya mereka
2. Orang Indonesia --> Yah.. Jauh-jauh nyoba Omegle, ketemunya orang Indonesia lagi... Hadeeeh...
3. Orang yang suka chat berbau pornografi --> nah ini nih populasi paling banyak yang saya temukan. Mereka secara agresif menunjukkan hasrat seksualnya saat chatting. ini sih wajib langsung di disconnect aja

Prinsip anonymity yang ditonjolkan Omegle, nampaknya membuat para penggunanya menjadi bebas berekspresi dan merasa tidak ada aturan atau norma sosial yang mengikat sehingga mereka cenderung tidak bertanggung jawab dengan apa yang mereka tulis. Hal inilah yang membuat saya merasa kurang nyaman untuk belajar lewat web seperti itu.. Rasanya jadi kurang berfaedah.

Setelah hampir 5 tahun saya amnesia dengan Omegle, belakangan mata saya kembali berbinar-binar karena menemukan aplikasi untuk belajar bahasa berbasis chatting yang oke banget! Dan kali ini penggunanya wajib mencantumkan foto dan identitas! Memperkenalkan kepada kalian 2 aplikasi yang super amazing ini:







Tandem.. Ini aplikasi  favorit saya. Kalian bisa pilih bahasa apa yang kalian kuasai selain bahasa ibu (native language) kalian, dan kalian bisa memilih bahasa apa saja yang ingin kalian pelajari. Aplikasi secara otomatis akan menghubungkan kalian dengan orang-orang yang ingin mempelajari bahasa yang kalian kuasai sekaligus menguasai bahasa yang ingin kalian pelajari. Interface nya bisa dilihat seperti gambar di bawah








Pada tab community, kalian bisa ketemu sama orang-orang dari negara yang menguasai bahasa yang ingin kalian pelajari dan mereka juga ingin belajar bahasa yang kalian kuasai. Di tab chat akan berisi semua percakapan yang kalian lakukan. Kalian juga dapat mengkoreksi kalimat teman kalian selama percakapan.

Tandem juga ada fitur tutornya, yang mana kalian bisa membayar native speaker untuk mengajar kalian secara private. Coba deh liat kaya gambar di bawah ini.Muka gurunya kaya artis ya..






Kalian juga bisa mengirim foto dan audio message saat chatting dengan "tandeman" kalian. Kalau teman kalian baik hati, mereka akan suka kasih foto tentang pemandangan-pemandangan oke di negara mereka. Kalian juga bisa latihan pronunciation sama mereka lewat audio.


HelloTalk. Aplikasi ini gak sekeren tandem tapi masih worth it buat dicoba. Sistemnya sama, kalian akan dihubungkan dengan orang-orang yang menguasai bahasa yang ingin kalian pelajari. Bedanya dengan Tandem, HelloTalk cuma bisa memilih satu bahasa untuk dipelajari, kalau mau pilih banyak harus pro version (pelit!!).





Seperti gambar di atas, saya mau belajar bahasa Jepang, maka saya akan dihubungkan ke orang-orang Jepang yang ingin belajar Bahasa Indonesia. Hello Talk juga bisa pakai fitur audio message dan gambar.

HelloTalk ada fitur moment yang mirip kaya fungsi timeline di Line. Kelebihan di HelloTalk adalah kalian bisa menggunakan fitur translation untuk menerjemahkan kalimat percakapan. Sama seperti tandem, HelloTalk juga memiliki fitur correction yang fungsinya untuk mengkoreksi kalimat teman kalian.

Nah.. Dua aplikasi ini membuat saya cukup ketagihan untuk mengobrol dan belajar bahasa. Saya juga jadi banyak belajar mengenai budaya mereka, terutama tempat-tempat bagus dan makanan-makanan enak di negara mereka. Saya juga bisa mempromosikan Indonesia kepada mereka dan ternyata banyak respon positif dari mereka tentang Indonesia. Intinya, aplikasi ini sangat berfaedah untuk mengisi waktu luang. Selamat mencoba ya guys!














Wednesday, October 5, 2016

9 Years Later

"Kenapa sih harus pindah?! Kan di sini udah enak, kemana-mana gampang, aku juga udah banyak temen di sini." Kira-kira kalimat seperti itu yang saya lontarkan sekitar 9 tahun yang lalu. Saat itu orangtua saya memutuskan secara sepihak, bahwa keluarga kami akan pindah ke Bogor dan meninggalkan Jakarta. Saya waktu itu sedang dalam masa remaja yang lagi seru-serunya bergaul dengan teman dan sahabat, saya sudah terlanjur sayang dengan mereka dan sekarang dipaksa untuk meninggalkan itu semua.

Waktu pertama kali dengar kata kota Bogor, saya langsung membayangkan sebagai kota yang lebih terbelakang dari Jakarta. Maklum saja, waktu itu saya benar-benar masih polos dan sudah sangat cinta dengan zona nyaman saya. Saya membayangkan bagaimana teman-teman baru saya nanti di Bogor, pasti mereka sulit menerima orang-orang yang berasal dari ibu kota, mungkin mereka tidak akan ramah kepada saya. Pikiran-pikiran seperti itu membuat saya benar-benar marah kepada orangtua saya waktu itu, walaupun mau tidak mau saya harus mengikuti keputusan itu.

Dan... Setelah 3 tahun berlalu, keputusan orangtua saya di hari itu menjadi salah satu keputusan yang saya paling syukuri selama hidup saya. Di Kota Bogor saya belajar untuk hidup lebih mandiri dan rendah hati. Dulunya saya tiap hari diantar sekolah menggunakan mobil, sekarang saya harus menggunakan angkot untuk bepergian. Dulu fasilitas sekolah saya di Jakarta cukup mewah, mulai dari kelas AC, lapangan indoor, ada lift di setiap lantai, dan ruangan lab yang lengkap. Di sekolah baru saya, fasilitasnya pas-pasan tapi kualitas pendidiknya nggak beda dengan di Jakarta. Di sana saya juga mendapat teman-teman baru yang ternyata sangat ramah dan mewarnai masa SMA saya dengan begitu indah.

Setelah lulus dari SMA, saya memutuskan untuk kuliah di Jakarta. Satu dua kali saya main ke daerah rumah saya yang dulu untuk sekedar nostalgia. Di dalam hati, saya tertawa ketika dulu saya berontak menolak keputusan orangtua karena takut tidak bisa main ke daerah ini lagi. Dengan pengetahuan saya yang sudah berkembang mengenai angkutan umum, pergi ke berbagai daerah Jakarta sudah menjadi makanan sehari-hari dan itu semua berkat kepindahan saya ke Bogor. Mungkin kalau saya tetap tidak pindah, saya akan menjadi anak yang manja serta tidak banyak belajar mengenai kemandirian dan kedewasaan. Begitu indah rencana Tuhan, awalnya kelihatan gelap tapi ujungnya selalu sebuah pemandangan indah..

Tidak sampai disitu.... Empat tahun setengah berkuliah, akhirnya saya jadi sarjana. Saatnya masuk ke dunia kerja.. Luar biasanya, saya kerja di daerah tempat tinggal saya dulu di Jakarta! saya kos berselang dua gang dari rumah lama saya. Setiap hari saya bisa keliling-keliling melihat semua hal tentang kenangan masa kecil saya... Tempat les privat saya, taman tempat saya bermain futsal, setiap tikungan yang saya lewati sewaktu kecil! Yang membedakan adalah saya tinggal disitu dengan perspektif yang lebih dewasa dan lebih matang. Bukan seperti diri saya 9 tahun lalu yang pemberontak dan tidak bisa melihat sisi positif dari sebuah kejadian. Saya sadar bahwa rencana Tuhan datangnya tak terduga tapi selalu berujung manis. Kadang harus dipisahkan dari zona nyaman untuk dirawat oleh-Nya. Diberikan segala pelajaran agar terus tumbuh. Ketika waktunya tepat ia kembalikan di tanah yang subur agar saya dapat berbuah. Kejutan-kejutan dari Tuhan itulah yang membuat hidup menjadi berwarna...





Tuesday, September 13, 2016

The Desires of Flesh (I)


Kalau masa kuliah diibaratkan sebuah game, kali ini aku sedang melawan final boss, skripsi. Jika aku berhasil mengalahkan dia, gerbang menuju dunia baru akan terbuka. Jika mau menoleh ke belakang, aku sudah berjuang dengan cukup baik untuk sampai di titik ini. Setiap mata kuliah kulalui dengan jatuh bangun. Bersama dengan teman-teman seperjuangan, kami  melewati dosen "killer", tugas kuliah yang nuntut begadang, dan apapun level yang harus dilalui untuk sampai di final stage ini. Sayangnya, di final stage ini, harus dilalui sendiri-sendiri.. Semua dibuat sendiri, direncanakan sendiri, mau kerjain kapan juga terserah diri sendiri, kami cuma dibekali bantuan dari dosen pembimbing skripsi.

Sendiri...Nah karena semuanya sendiri tantangannya tentu lebih berat. Setiap aku membuka laptop untuk mulai menulis skripsi, otakku langsung menjerit-jerit seperti dapat siksaan berat, tapi ketika yang dibuka adalah youtube atau media sosial yang lain, tiba-tiba otakku langsung semangat girang. Pertarungan psikologis ini membuat pada akhirnya aku menatap kosong ke arah kursor Microsoft Word yang berkedip di layar laptop.Oke deh...Okee.. nggak usah ngetik, baca jurnal atau buku teori dulu deh... Nggak perlu ngetik dulu yang penting dapat bahan buat diketik.  Pas udah nemu jurnal yang judulnya bagus, lihat isinya 8 halaman full english, langsung kena teknik relaksasi hipnosis, tidur....Momen-momen kaya gitu terus berulang-ulang terjadi padaku dan aku selalu kalah dalam pertarungan itu..

Hari demi hari berlalu.. Aku mulai cari-cari alasan untuk bisa kabur dari skripsi. Aku mulai mendaftar program magang dari sebuah perusahaan. Alasannya sih biar mengisi waktu luang dan dapat pengalaman kerja, tapi di hati yang paling dalam aku tahu bahwa aku sedang lari.. Terus berlari.. Aku juga tau jika suatu hari aku akan tertangkap dan tak dapat lari lagi.. Tak apa lah itu masih jauh, nikmati hari ini aja. Aku kerja magang dapat uang jajan tambahan, nikmatnya hidup ini..

Bulan demi bulan berlalu, tidak terasa sudah satu semester skripsiku terbengkalai. Betapa kagetnya aku ketika membuka instagram, foto -foto temanku yang sudah lulus mulai bertebaran. Muka bahagia mereka terpampang jelas. Bunga, boneka bertoga, selendang bertuliskan "sarjana" melengkapi kebahagiaan tersebut.. Tiba-tiba aku tersentak. Kemana saja aku selama ini?? Apa yang salah denganku? Mengapa mereka bisa dengan mudahnya mengalahkan skripsi? Aku mulai merasa tertinggal.. Rasa bersalah mulai menguasai diriku dan malam itu aku tertidur dengan pipi yang basah oleh air mata
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini aku Ingin bertemu dengan dosen pembimbingku, berharap mendapat pencerahan mengenai langkah apa yang harus aku ambil dalam mengerjakan skripsi. Dosen pembimbingku terlihat sedang sibuk mengetik sesuatu di komputernya. Ia tak menyadari ketika aku datang ke ruangannya untuk berkonsultasi.

"Misi Pak" Aku menyapanya agar ia sadar akan keberadaanku
"Oh, Jenifer .. Saya sedang memberikan komentar-komentar di draft skripsi yang kamu kirimkan semalam.
"Oh iya Pak, gimana menurut Bapak?"
" Masih banyak yang kurang nih.. Ini di bagian teori kamu belum kuat memberikan penjelasan, bagian latar belakangnya juga belum tajam menjelaskan pentingnya kamu meneliti."

Ada jeda sekitar 20 detik sebelum akhirnya aku menanggapi feedback dari dosenku

"Oh.. Iya Pak.. nanti saya coba tambahin."
"Kamu kenapa? Ada hambatankah selama skripsi? Ayo semangat, teman-teman kamu udah mulai pada lulus tuh."
"Nggak papa Pak saya sibuk kerja aja.."

Oke. Mungkin maksud dosen pembimbingku baik, ia ingin menyemangatiku, tapi kata-kata "teman-teman kamu udah mulai pada lulus" membuat seluruh maksud baik tersebut runtuh. Entah kenapa kalimat itu malah kuartikan sebagai sebuah sindiran dibanding motivasi. Sehabis bimbingan itu malah tidak ada pencerahan yang kudapa. Aku semakin menyalahkan diriku sendiri yang kurnag rajin dan kurang pintar..

Tak sampai disitu, orang tuaku juga menambahkan kebencianku terhadap skripsi. Setiap melihat aku nampak bersantai-santai, mereka selalu menanyakan padaku kapan jadi sarjana. Mereka juga mulai membanding-bandingkanku dengan anak tetangga yang sudah wisuda. Setiap kali ada kumpul-kumpul keluarga besar, pertanyaan pembuka yang diajukan padaku juga sama, "kapan wisuda?"

Semua kebencian, rasa bersalah, dan kesedihan ini terakumulasi dan siap meledak kapanpun. Dan "kapanpun" itu adalah hari ini. Di kamarku, sambil menatap layar laptop yang dipenuhi tulisan-tulisan jurnal, timbul di benakku pemikiran untuk bunuh diri. Mungkin kehidupan setelah kematian lebih menyenangkan. Mereka di sana mungkin tidak mengenal titel sarjana, mungkin hanya kedamaian yang ada di sana. Aku mulai mencari-cari di internet cara bunuh diri yang paling nyaman. Loncat dari gedung, minum baygon, menyayat nadi, gantung diri, sengaja ditabrak kereta api, yang mana ya yang paling nyaman? Mungkin lompat dari gedung adalah pilihan yang bagus. Aku bisa melihat pemandangan indah sebelum aku meninggalkan dunia ini. Sebagai lambang kebencian akan skripsi aku akan memilih gedung kampus sebagai tempat loncat.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pemandangan dari lantai 12 entah kenapa tampak lebih indah dari biasanya. Gedung-gedung menjulang tinggi dari kejauhan, mobil-mobil layaknya semut lalu lalang di jalanan, lampu-lampu jalanan mulai menyala di sore itu. Awan mulai memerah, matahari mulai terbenam, disini aku mulai memanjat railing dengan air mata di pipi yang kemudian terbawa angin.. Ketika mataku mulai menatap ke bawah dari ketinggian, bulu kudukku berdiri, mulai timbul rasa takut untuk meloncat, tapi inilah pilihan yang tepat karena dunia sudah tidak mendukungku lagi... Aku mau selesaikan hiduku sampai disini..

Aku mulai memejamkan mata. Terdengar keras deru angin yang menerpa seluruh bagian tubuhku. Terima kasih mama, papa, dedek, sahabat-sahabatku, dosen-dosenku.. Aku lemaskan seluruh otot-otot di tubuhku dan dengan perasaan pasrah mencondongkan tubuhku. Kedua tanganku kubuka selebar bahu, aku loncat.......

Dorongan gravitasi membuatku meluncur kencang ke bawah..Tiba-tiba  ada seseorang yang sepertinya memelukku. Ia mulai membisikkan dua kata yang tidak dapat kudengar secara jelas. Tanah tempat kami akan mendarat tiba-tiba mengeluarkan cahaya yang sangat terang dan ketika kami menembus cahaya itu, semua berubah menjadi gelap..



Picture by google

To be continued...

Friday, July 29, 2016

Pokemon Go: Anomaly!

Sewaktu saya kecil, setiap hari minggu pagi tepatnya, serial animasi pokemon menjadi tontonan favorit saya. Tak hanya serial animasi, manifestasi pokemon juga hadir dalam bentuk trading card game, tazos dari chiki chikian, sampai gamenya hadir di konsol nintendo gameboy. Menjadi imajinasi terbesar saya waktu itu adalah, bagaimana kalo pokemon hadir di dunia nyata dan kita bisa menangkapnya. Saya sampai buat pokeball (bola untuk menangkap pokemon) dari kertas dan melemparnya demi membuat imajinasi saya serasa nyata.

Setelah beberapa tahun, kemampuan imajinasi saya sudah mulai digantikan oleh pikiran-pikiran rasional hingga pada tahun 2016 nintendo dan niantic menyulut kembali imajinasi saya, bahkan mereka membuat imajinasi saya menjadi nyata. Boom!! Pokemon muncul di toilet rumah saya, di depan pagar rumah saya, di jalan-jalan rumah saya, di mall-mall yang sering saya kunjungi. Saya hanya perlu keluar, mengaktifkan aplikasi dan GPS, dan tadaaa!! saya disulap menjadi pokemon trainer.

Sistem game yang mengadopsi teknologi augmented reality ini mengharuskan kita "berusaha" (baca: jalan -jalan keluar rumah) untuk menangkap pokemon, mencari pokestop (tempat tertentu dimana pemain dapat mendapatkan item secara cuma-cuma), atau menaklukan gym (arena bertarung sesama pemain). Sekalipun belum resmi keluar di Indonesia, file installernya (APK) udah diburu oleh para gamers di Indonesia.

Masuk ke dalam tataran yang lebih individu, pokemon Go telah merubah paradigma saya atau mungkin pemain lain tentang apa itu game. Game seringkali diidentikan dengan duduk berjam-jam menatap layar sampai lupa waktu dan lupa makan. Tapi semenjak ada Pokemon Go, semuanya berubah.. Berikut beberapa anomali yang terjadi pada diri saya  atau mungkin kalian yang main juga merasakan hal berikut ini:

1. Jadi hobi keluar rumah
Ini sih so pasti lah ya. Game ini emang didesain untuk hal itu. Kalian harus gerak bro, minimal jalan di gang-gang dekat rumah. Tapi yang menjadi menarik adalah berubahnya respon saya dan adik saya ketika diminta pergi oleh orang tua kami untuk membeli sesuatu. Misalnya saja bokap nitip untuk dibelikan rokok di minimarket terdekat. WOW!! Dengan semangat akan kami "iya" kan permintaan tersebut. Walaupun kesannya tidak tulus, pokemon Go berhasil membuat orang tua tersenyum karena anaknya jadi bisa dimintain tolong kesana-kesini. Tapi parahnya diminta beli rokok di minimarket deket rumah, eh malah jalan ke masjid kompleks sebelah demi pokestop. Alhasil beli rokok titipan bokap abisin waktu 1.5 jam.

2. Olahraga tanpa sadar
Ada telur pokemon yang hanya bisa menetas kalo kita jalan sebanyak 2, 5, atau 10 km Bayangkan sebelum ada pokemon Go, yang memotivasi orang buat olahraga adalah gambaran akan tubuhnya (mis: saya terlalu gendut, saya ingin kurus, jadi saya harus olahraga), tapi sekarang orang tanpa sadar olahraga demi sebutir telur. Itunglah 1 hari kalian menetaskan telur yang butuh 5 km untuk menetas, berapa banyak berat badan bisa turun? Imagine that!

3. Tempat ibadah yang tiba-tiba ramai
Nah ini nih yang paling kocak saya temukan. Tak jarang Niantic memasang pokestop di rumah-rumah ibadah. Pemain nggak perlu sampai masuk ke dalam rumah ibadah, yang penting jaraknya deket, maka pemain bisa dapet barang-barang gratis dari pokestop itu. Karena aturan yang demikian, masjid dekat rumah saya suka ramai dikunjungi anak muda tapi bukan untuk ibadah, melainkan hanya sekedar check in di pokestop. ckckck

4. Mall dan tempat hangout berlomba-lomba pasang lure modul
Lure modul adalah salah satu item di pokemon Go yang bila dipasangkan ke pokestop akan menarik pokemon untuk mendekat. Istilah gampangnya pemain tinggal duduk di pokestop nanti pokemon yang datang sendiri menghampiri. Metode inilah yang disinyalir menjadi salah satu sumber pendapatan dari Pokemon Go. Mall dan tempat hang out bisa saja membayar Niantic untuk menjadikan tempatnya menjadi pokestop. Mall atau tempat hangout tinggal pasang lure modul berjam-jam agar menarik pengunjung untuk datang. Nih salah satu contoh mall yang jadi rame gara-gara pasang lure modul

/
Palyer Pokemon Go di mall Central Park.
Sumber:  Gamestation


5. Menimbulkan kecurigaan petugas keamanan dan tetangga
Mungkin kalian sudah sering dengar berita banyak player pokemon Go diperiksa petugas keamanan karena berkeliaran di  tempat berbahaya. Atau player pokemon Go yang ditembak tetangganya karena disangka maling. Pengalaman ini pernah saya alami di kompleks perumahan sendiri. Saya mondar mandir lewatin pos keamanan karena di dekat situ ada masjid yang dijadikan pokestop. Mata petugasnya melototin saya karena liat saya mondar mandir terus.. Hiii seremm..Bapak pokemon ganas ya? Mau saya tangkap pakai pokeball?

6. Sensitif pas liat orang pegang HP pas jalan atau naik sepeda
Semenjak main Pokemon Go saya jadi suka men-judge orang-orang yang jalan sambil megangin HP. "Wah itu pasti main juga tuh, mau ke pokestop yang ada lurenya". "Wah itu pasti mau nyerang gym tuh". "Wah wah wah...." Padahal pas saya lihat, dia lagi nonton youtube sambil jalan, What!! Lebih aneh lagi nggak sih?.. Emangnya nyaman ya nonton sambil jalan?

7.Cari teman baru pake lure modul
Lure modul ternyata bukan hanya bisa digunakan untuk mengundang pokemon, tetapi bisa juga mengundang teman baru. Ketika ia dipasang di pokestop, tentunya player lain akan mendekat karena bakal ada banyak pokemon keluar di situ. Nah, tinggal dilihat deh orang-orang mana aja yang pegangin HP di sekitar pokestop, fix deh pasti main Pokemon Go juga. Sukur-sukur kalo yang deket cewek cantik atau cowok ganteng, bisa di ajak kenalan.

"Neng main pokemon Go juga ya?"
"Nggak. Saya lagi nungguin pacar saya jemput."
"Yah......"

NB: percapakan di atas bukan saya yang lakukan.

Itulah 7 anomali yang saya temukan selama main Pokemon Go. Dengan susksesnya Pokemon Go, mungkin saja akan muncul aplikasi-aplikasi serupa dengan tujuan yang berbeda, misalnya untuk cari pacar pakai GPS, atau cari teman-teman se- hobi pakai GPS, atau hal lain yang pastinya bakal bikin dunia ini berubah. So.. Be prepared !



Ini character saya, baru level 9


Pokemon yang berhasil ditangkap






















Tuesday, July 5, 2016

Melek Internet tapi Beloon

Pada Bulan Januari 2016, masih teringat jelas bagaimana peristiwa teror di ibu kota terjadi. Aksi tembak-tembakan polisi vs teroris, aksi bom bunuh diri, sampai tukang sate yang nekat tetap berjualan di area TKP, semuanya seakan menjadi kejutan sekaligus mimpi buruk di hari itu. Saya sendiri sedang berada di rumah indekos di daerah karet, belakang Universitas Atma Jaya. Jarak dari rumah indekos ke TKP (daerah sarinah) nggak jauh-jauh amat, jadi cukup was-was juga sih saat itu. Yang makin bikin tegang adalah berita di media sosial bahwa pelaku pengeboman lari menggunakan motor ke arah Sudirman sambil menenteng shotgun, alias  kalau benar, si teroris lari ke arah kampus saya. Dengan semakin menggilanya kemajuan teknologi, tak heran berita itu jadi tersebar begitu cepat di beberapa grup line, whatsapp, dan media sosial lainnya. Dengan suasana yang lagi tegang-tegangnya, tak heran bahwa sebagian dari penerima broadcast mempercayai berita tersebut tanpa terlebih dahulu mencari kebenarannya, termasuk saya. Saya jadi sok-sok an panik dengan menanyakan kabar teman-teman saya yang di kampus dan menghimbau mereka untuk hati-hati.

Faktanya, berita itu hoax. Entah pihak mana yang dengan tidak bertanggung jawab menyebarkan berita tersebut sehingga menimbulkan kepanikan. Jangan-jangan pihak teroris yang sengaja menyebarkan pesan tersebut untuk menyebar teror lewat media digital. Terkait dengan peristiwa tersebut, saya jadi ingat cerita lucu terkait kebodohan saya sendiri yang mempercayai sebuah informasi begitu saja. Cerita ini pernah saya tulis di blog saya sebelumnya, tapi tetap membuat saya tertawa saat membacanya. Ceritanya sekitar 4 tahun yang lalu, waktu itu masih jaman-jamannya BBM (BlackBerry Messenger), selamat membaca ya..
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BB (Bikin Beloon)

BBM, FB, dan Twitter udah nggak asing lagi di telinga kita. Mereka memiliki efek positif dan negatif bagi kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan gw mengutarakan salah satu efek negatif dari kebanyakan pakai BBM.

Waktu itu jam 5:30 pagi, seperti hari-hari sebelumnya, gw bangun buat berangkat kuliah. Setelah mandi dan rapi-rapi biasanya gw cek BB tercinta gw apakah ada BBM masuk atau sekedar buat cek recent update. Waktu gw cek recent update, temen gw nulis status kaya gini :

"Selamat ulang tahun om Dodo."

Dodo merupakan nama panggilan teman gw yang bernama Daniel. Dia biasa dipanggil om (karena sifatnya yang kebapakan) atau dipanggil Dodo. Kok jadi Dodo sih? Ya Dodo, itu nama bokapnya. Kalian tau lah kebiasaan anak SMA waktu dulu kan, manggil nama bokap untuk manggil anaknya. Karena gw kenal dan dekat dengan Daniel, seperti kebanyakan orang, efek status berantai kena juga ke gw.
Gw menulis status yang sama dengan teman gw, tapi pake bahasa yang lebih sopan.

"Happy birthday Daniel"

Teman gw yang nulis status merupakan temen satu kosan gw dan kamar dia sebelahan dengan kamar gw. Waktu itu jadwal kuliah kita sama sehingga gw bisa berangkat bareng dia. Singkat cerita, ketika gw lagi jalan ke kampus bareng dia, tiba-tiba dia bilang gini:

"Eh yang ulang tahun itu bapaknya si Daniel, bukan si Daniel."

What?!! Pantes gw ngerasa si Daniel bisa ulang tahun dua kali. Ulang tahun si Daniel ternyata udah lewat sekitar dua bulan yang lalu.... Oke.. BB bener-bener bikin beloon kalau makenya salah..
Pagi itu menjadi pagi yang  penuh kebloonan..

Sejak saat itu gw belajar untuk mengecek kebenaran berita di BB sebelum nulis sebuah status. Gw ngebayangin bagaimana kalo kebloonan itu terjadi ketika status yang di copas adalah ucapan Rest In Peace buat seseorang.. Nah lo!! Padahal orangnya masih hidup.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai sekarang masih malu kalau ingat kejadian itu. Sekarang juga lagi tren ucapin selamat ulang tahun di grup line atau whatsapp. Ketika salah satu member grup ucapin selamat ulang tahun ke satu orang, member yang lain langsung ikutan. Coba bayangin kalau orang pertama salah ingat tanggal ulang tahun, berapa orang yang akan malu karena ikutan salah? hahaha



Sumber gambar: cliparts.co





Sunday, June 26, 2016

Teman Satu Kelompok

"Aduh sori nih, gua ada rapat organisasi. Nanti sisain kerjaan ya buat gua, nanti gua beresin deh." Pernah dapet temen kelompok yang model begitu? Atau yang gini nih
"Lu kerjain bagian A aja, bagian B, C, sama D biar gua yang kerjain semua."
Atau ada juga nih yang model gini
" Duh.. Capek nih.. Jalan dulu yuk ke mall sebelah biar nggak suntuk."
"lah... Baru juga setengah jam kita diskusi."

Kali ini saya akan sharing beberapa pengalaman saya kerja sama bersama berbagai macam tipe teman kelompok. Di fakultas saya, hampir semua tugas kuliah dikerjakan dalam seting kelompok, jadi tidak heran kalau kami sering berhadapan dengan tipe-tipe kepribadian teman satu kelompok yang berbeda-beda. Nah.. Berikut beberapa teman satu kelompok yang pernah saya jumpai

1. Teman nongkrong oke teman kelompok oke
Ini salah satu teman kelompok yang paling diidam-idamkan setiap mahasiswa. Dia adalah teman main kalian (teman yang paling sering diajak nongkrong) tapi begitu jadi rekan kerja saatu kelompok, performanya bisa tetep klop sama kalian. Tek tok kelompok akan makin keren, karena kalian sering nongkrong bareng dan tau kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sayangnya, tipe yang kaya gini tidak terlalu banyak (langka) karena mungkin kalian dan temen nongkrong kalian beda jadwal kuliah, atau emang dia jadi nggak klop ketika kerja dengan kalian dalam seting kelompok.

2. Hobi rapat
Sebagai mahasiswa, emang harus aktif dong di kegiatan organisasi. Inilah prinsip yang dipegang teman kelompok yang hobi rapat. Tidak ada yang salah sih dengan prinsip itu, tapi anggota kelompok yang lain bakalan pusing ngatur jadwal buat ketemu untuk ngerjain tugas bareng. Kalau dapet temen yang model gini, siap-siap bakalan jarang ketemu  tatap muka dengan doi buat kerjain bareng tugas kelompok. Palingan jatohnya bakal ketemu paling lama satu jam buat bagi-bagi tugas terus sisanya kerjain masing-masing, terus digabungin kerjaannya pas ketemu lagi. Emang butuh kemampuan time management kalau punya rekan kerja yang kaya gini. Tingkat kesulitan untuk mengatur waktu akan meningkat berbanding lurus dengan banyaknya anggota kelompok yang aktif organisasi. Untungnya Google nyediain google docs biar kalian bisa kerja bareng secara online kapanpun dan dimanapun asalkan ada jaringan internet.

3. The savior
Teman kelompok dengan tipe savior (juru selamat) adalah teman yang rela berkorban untuk anggota lainnya. Ibarat tugas kelompok adalah dosa, dia rela menebus dosa teman-temannya dengan mengerjakan porsi kerja yang lebih banyak daripada anggota yang lain. Asik banget nggak sih kalau dapet teman satu kelompok yang satu ini? Eits tapi tunggu dulu, menurut saya ada alasan kenapa teman dengan tipe yang seperti ini rela berkorban bagi teman kelompoknya. 1) karena memang dia punya prinsip membantu orang lain dengan tulus, dia nggak mau temen-temennya pusing sama tugas kelompok (which is itu jarang saya temukan) 2) Dia menetapkan standar yang tinggi untuk sebuah kerjaan dan setelah menganalisa kemampuan teman satu kelompoknya, ia merasa tidak yakin untuk memberikan porsi kerja kepada teman satu kelompoknya. Kalau yang nomor 2 menjadi alasan dia menjadi savior, kayanya anggota kelompok perlu menunjukkan usaha lebih supaya kemampuannuya bisa diakui sama dia, kecuali kalau kalian emang happy dan selow kalau kerjaannya di tackle semua sama dia (alias kalian lagi jahat. :P)

4. Support
Teman dengan peran sebagai support kerjanya tentu saja mendukung segala hal yang dibutuhkan agar tugas kelompok bisa selesai. Nggak perlu pinter-pinter banget, yang penting kalau anggota kelompok butuh mobil dia bisa sediain, atau butuh tempat nginep buat kerjain tugas bareng dia juga bisa sediain, atau butuh narasumber buat cari data? Dia bisa kontak teman-temannya untuk cari koneksi. Pokoknya kalau ada temen yang tipe support, kesejahteraan kelompok pasti terjamin. Apalagi kalau satu tim sama tipe savior, pasti si savior merasa terbantu juga kalau dari segi teknis dibantu si support.

5. Wonderkid
Merupakan mesin utama dalam kelompok, dia paling ngerti sama tugas dan ngerti berbagai konsep yang dibutuhkan agar tugas kelompok bisa selesai. Biasanya wonderkid disukai para dosen dan bakal menjadi garda terdepan kalian kalau lagi presentasi. Tapi hati-hati kalau wonderkid-nya sedikit sombong, dia bisa berubah menjadi tipe savior.

6. Veteran
Yang termasuk tipe ini adalah senior-senior yang gagal dalam percobaan pertamanya di mata kuliah. Mereka sangat berpengalaman sehingga punya banyak tips and tricks buat bisa mengerjakan berbagai tugas kelompok dengan baik. Mereka juga lebih bijak dalam menghadapi berbagai rintangan selama kerja kelompok karena telah banyak menelan asam garam perkuliahan.

7. Gabut
Kita masuk ke bagian yang paling nggak enak, teman dengan tipe gabut. Tipe gabut sendiri ada beberapa klasifikasinya lagi yaitu:

A. The shadow
Namanya tercantum di kelompok tapi kehadirannya seperti bayang-bayang. Dialah the shadow. Kalau ada ngumpul buat diskusi, nggak pernah dateng dan nggak ngabarin. Kalau ditanya kenapa nggak ada kabar biasanya bilangnya sibuk, tapi tau-tau lagi nongkrong di suatu tempat.

B Setor Muka
Gabut tipe setor muka yang penting absen kalau ada diskusi kelompok, tapi cuma nampang doang, nggak berkontribusi signifikan ke kelompok. Di kelompok entah dia cuma diam karena nggak ngerti apa yang dibicarain atau dia malah ngerjain hal yang lain yang kurang penting seperti main hp dan nyemil. Perilaku setor muka bisa terjadi pula jika kerja kelompok dilakukan secara online. Orangnya sih online tapi diem doang.

Tujuh tipe di atas adalah tipe-tipe yang pernah saya temui selama berkuliah. Kemampuan untuk menyesuaikan gaya bekerja dengan berbagai tipe kepribadian teman satu kelompok menjadi kunci untuk sukses bersama. Ketika kalian bisa melewati suka dan duka bersama, pasti ikatan di antara kalian makin erat dan suatu saat pasti akan merasa kangen bisa kerja kelompok bareng.

Kalian pernah ketemu tipe lain? Kalau ada bisa kasih komentar ya di postingan ini.


Sumber gambar: Google





-Hans Christian-








Thursday, June 23, 2016

Antara Ada dan Tiada

Belakangan nama "Valak" jadi tren di media sosial berkat film Conjuring 2. Valak sendiri kalau di cari di mbah Google, ternyata adalah seorang presiden dari neraka, keren kan? Jangan-jangan di neraka ada pemilunya juga..
Masih nyerempet dengan makhluk-makhluk sebangsa Valak, saya iseng mau lihat video kompilasi penampakan makhluk halus di Youtube. Salah satu video kompilasi favorit saya berasal dari negeri sakura. Saya langsung taruh aja ya di bawah..








Sudah pernah nonton belum?


Walaupun pakai bahasa Jepang, tapi video kompilasi tetap menghibur kok alias masih sukses bikin saya sering klik pause entah karena ingin liat penampakan dengan lebih jelas atau karena saya yang takjub melihat "mereka" ada di mana-mana. Pokoknya coba deh nonton video di atas, kalau bisa pas malem biar lebih greget.

Setelah nonton video tersebut, timbul pertanyaan di dalam diri saya, mereka (hantu atau sebangsa si Valak) apakah beneran nyata dan segitu gamblangnya menampakkan diri kepada manusia?
Setelah saya konsultasi dengan Mbah Google saya menemukan beberapa penjelasan saintis mengapa manusia bisa merasakan atau melihat makhluk-makhluk halus. Berikut saya akan bahas sedikit dari artikel Skeptic.com dengan judul "Why People See Ghost"

1.Sensed presence effect
Di kalangan para pendaki, penjelajah kutub utara, dan atlit, fenomena ini sudah umum terjadi. Sensed presence effect membuat seseorang merasakan kehadiran orang lain atau sesuatu yang tidak ada berada di sekitar kita.  Kondisi ini sering diasosiasikan dengan rasa kedinginan, rasa lapar, kelelahan, dan kekurangan tidur.  Sensed presence effect membuat otak kita terlalu peka  terhadap keadaan sekitar  dan mengecoh konsep psikologis tentang keberadaan diri, sehingga seringkali kita merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Dengan penjelasan di atas, nggak heran sih kalau yang suka begadang malem-malem sering merasakan hal-hal “aneh” muncul di sekitarnya,  seperti seolah-olah mendengar benda jatuh atau melihat bayangan di ujung kamar.

2.Dopamine
Zat kimia dalam otak ternyata juga memiliki asosiasi dengan munculnya perasaan melihat hantu. Peter Brugger dan Christine melakukan eksperimen terhadap 40 subjek dan mendapati tingginya kadar dopamine menyebabkan meningkatnya kemampuan manusia mengenali pola.  Tingginya kemampuan mengenali pola menyebabkan seseorang terlalu peka dengan lingkungan sekitar, sehingga melihat atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Dopamine yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab munculnya gangguan halusinasi.

3.Patternicity
Patternicity (saya bingung menerjemahkannya ke dalam bahasa indonesia, jadi kita pakai istilah patternicity aja ya..) merupakan fenomena dimana manusia mencoba mengenali sebuah pola dari objek atau menganalisa tanda-tanda tertentu dan mencoba mengambil keputusan dari hal tersebut. Sejak jutaan tahun yang lalu, manusia telah dituntut selalu waspada dan mengambil keputusan cepat ketika melihat tanda-tanda tertentu. Misalnya ketika manusia berada di sebuah hutan dan tiba-tiba terdengar suara berisik dari balik semak-semak, dengan segera manusia menjadi waspada karena takut ada binatang buas yang akan menyerang.

Oleh karena pengalaman nenek moyang kita, otak manusia menjadi terbiasa mengenali pola, menghubungkan sebuah tanda-tanda A sebagai penyebab munculnya B.  Sebagai contoh, suara anjing melolong di malam hari seringkali dikaitkan dengan munculnya makhluk halus sehingga respon yang ddiberikan kebanyakan adalah munculnya rasa takut, padahal suara anjing melolong menurut dokter hewan adalah salah satu bentuk komunikasi anjing jantan kepada anjing betina. Lalu darimana kita mengenali pola bahwa anjing melolong sebagai tanda datangnya hantu? Ya tentu saja jawabannya dari film atau cerita mitos yang beredar turun temurun.
Walaupun otak seringkali menimbulkan kesalahan dalam membaca tanda-tanda, patternicity tetap dibutuhkan sebagai bentuk pertahanan atau kewaspadaan manusia. Misalnya ketika tengah malam timbul suara bising di pagar rumah kita, secara cepat otak mengenali bahwa tanda tersebut bisa digolongkan sebagai munculnya sebuah ancaman bagi rumah kita, mungkin saja ada maling ingin masuk ke dalam rumah sehingga kita dengan siap siaga langsung waspada dan mengecek pagar rumah.

Sebenarnya masih ada 10 penyebab lagi menurut artikel ini. kalau kalian mau baca selengkapnya buka aja link ini ya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Walaupun sains lebih skeptis dalam memandang keberadaan makhluk halus, namun usaha untuk mencari keberadaannya masih terus dilakukan. Beberapa alat (mungkin   
kalian sering lihat di acara pemburu hantu) seperti Electromagnetic Field Sensor (EMF) dan Ambient Temperature Sensor mencoba mencari keberadaan para makhluk halus secara lebih scientific (dibanding mempercayai satu orang paranormal seperti kebanyakan acara pemburu hantu televisi lokal).
Ambient Thermometer
EMF Sensor

Di satu sisi, hal-hal gaib begitu kental di masyarakat Indonesia sehingga kita sangat sulit untuk mengingkari bahwa hantu itu tidak ada.  Kesurupan, santet (bayangkan ada paku keluar dari perut), pocong, kuntil anak, dan sebagainya nampaknya sudah jadi bagian dari masyarakat. Coba deh kalo lagi nongkrong-nongkrong minimal ada satu orang temen kalian yang mancing-mancing buat cerita hantu-hantuan, dan semuanya mendengarkan dengan khusyuk sampai bagian klimaks dari cerita itu. Herannya lagi, setiap nongkrong ceritanya baru terus, nggak ada abisnya. Entah si A lah liat pocong, atau si B lah liat genderuwo, atau si C lah liat kuntilanak.

Kesimpulannya balik lagi ke pertanyaan awal, Apakah mereka ada? Jawabannya sampai sekarang masih antara ada dan tiada…. Selamat malam jumat teman-teman J

Bonus: Galeri para hantu favorit saya (sumber: Google)

Kuchisake Onna- Baca urban legend-nya deh, seru loh
For kids segment, saya pilih Toshio - Ju On
Kayako - Ju On








Kalo lokal saya pilih pocong (kalo bisa terbang kenapa loncat ya?)




Sumber:

http://www.lessemf.com/ghost.html

http://www.skeptic.com/downloads/why-people-see-ghosts.pdf