Setelah beberapa tahun, kemampuan imajinasi saya sudah mulai digantikan oleh pikiran-pikiran rasional hingga pada tahun 2016 nintendo dan niantic menyulut kembali imajinasi saya, bahkan mereka membuat imajinasi saya menjadi nyata. Boom!! Pokemon muncul di toilet rumah saya, di depan pagar rumah saya, di jalan-jalan rumah saya, di mall-mall yang sering saya kunjungi. Saya hanya perlu keluar, mengaktifkan aplikasi dan GPS, dan tadaaa!! saya disulap menjadi pokemon trainer.
Sistem game yang mengadopsi teknologi augmented reality ini mengharuskan kita "berusaha" (baca: jalan -jalan keluar rumah) untuk menangkap pokemon, mencari pokestop (tempat tertentu dimana pemain dapat mendapatkan item secara cuma-cuma), atau menaklukan gym (arena bertarung sesama pemain). Sekalipun belum resmi keluar di Indonesia, file installernya (APK) udah diburu oleh para gamers di Indonesia.
Masuk ke dalam tataran yang lebih individu, pokemon Go telah merubah paradigma saya atau mungkin pemain lain tentang apa itu game. Game seringkali diidentikan dengan duduk berjam-jam menatap layar sampai lupa waktu dan lupa makan. Tapi semenjak ada Pokemon Go, semuanya berubah.. Berikut beberapa anomali yang terjadi pada diri saya atau mungkin kalian yang main juga merasakan hal berikut ini:
1. Jadi hobi keluar rumah
Ini sih so pasti lah ya. Game ini emang didesain untuk hal itu. Kalian harus gerak bro, minimal jalan di gang-gang dekat rumah. Tapi yang menjadi menarik adalah berubahnya respon saya dan adik saya ketika diminta pergi oleh orang tua kami untuk membeli sesuatu. Misalnya saja bokap nitip untuk dibelikan rokok di minimarket terdekat. WOW!! Dengan semangat akan kami "iya" kan permintaan tersebut. Walaupun kesannya tidak tulus, pokemon Go berhasil membuat orang tua tersenyum karena anaknya jadi bisa dimintain tolong kesana-kesini. Tapi parahnya diminta beli rokok di minimarket deket rumah, eh malah jalan ke masjid kompleks sebelah demi pokestop. Alhasil beli rokok titipan bokap abisin waktu 1.5 jam.
2. Olahraga tanpa sadar
Ada telur pokemon yang hanya bisa menetas kalo kita jalan sebanyak 2, 5, atau 10 km Bayangkan sebelum ada pokemon Go, yang memotivasi orang buat olahraga adalah gambaran akan tubuhnya (mis: saya terlalu gendut, saya ingin kurus, jadi saya harus olahraga), tapi sekarang orang tanpa sadar olahraga demi sebutir telur. Itunglah 1 hari kalian menetaskan telur yang butuh 5 km untuk menetas, berapa banyak berat badan bisa turun? Imagine that!
3. Tempat ibadah yang tiba-tiba ramai
Nah ini nih yang paling kocak saya temukan. Tak jarang Niantic memasang pokestop di rumah-rumah ibadah. Pemain nggak perlu sampai masuk ke dalam rumah ibadah, yang penting jaraknya deket, maka pemain bisa dapet barang-barang gratis dari pokestop itu. Karena aturan yang demikian, masjid dekat rumah saya suka ramai dikunjungi anak muda tapi bukan untuk ibadah, melainkan hanya sekedar check in di pokestop. ckckck
4. Mall dan tempat hangout berlomba-lomba pasang lure modul
Lure modul adalah salah satu item di pokemon Go yang bila dipasangkan ke pokestop akan menarik pokemon untuk mendekat. Istilah gampangnya pemain tinggal duduk di pokestop nanti pokemon yang datang sendiri menghampiri. Metode inilah yang disinyalir menjadi salah satu sumber pendapatan dari Pokemon Go. Mall dan tempat hang out bisa saja membayar Niantic untuk menjadikan tempatnya menjadi pokestop. Mall atau tempat hangout tinggal pasang lure modul berjam-jam agar menarik pengunjung untuk datang. Nih salah satu contoh mall yang jadi rame gara-gara pasang lure modul
5. Menimbulkan kecurigaan petugas keamanan dan tetangga
Mungkin kalian sudah sering dengar berita banyak player pokemon Go diperiksa petugas keamanan karena berkeliaran di tempat berbahaya. Atau player pokemon Go yang ditembak tetangganya karena disangka maling. Pengalaman ini pernah saya alami di kompleks perumahan sendiri. Saya mondar mandir lewatin pos keamanan karena di dekat situ ada masjid yang dijadikan pokestop. Mata petugasnya melototin saya karena liat saya mondar mandir terus.. Hiii seremm..Bapak pokemon ganas ya? Mau saya tangkap pakai pokeball?
6. Sensitif pas liat orang pegang HP pas jalan atau naik sepeda
Semenjak main Pokemon Go saya jadi suka men-judge orang-orang yang jalan sambil megangin HP. "Wah itu pasti main juga tuh, mau ke pokestop yang ada lurenya". "Wah itu pasti mau nyerang gym tuh". "Wah wah wah...." Padahal pas saya lihat, dia lagi nonton youtube sambil jalan, What!! Lebih aneh lagi nggak sih?.. Emangnya nyaman ya nonton sambil jalan?
7.Cari teman baru pake lure modul
Lure modul ternyata bukan hanya bisa digunakan untuk mengundang pokemon, tetapi bisa juga mengundang teman baru. Ketika ia dipasang di pokestop, tentunya player lain akan mendekat karena bakal ada banyak pokemon keluar di situ. Nah, tinggal dilihat deh orang-orang mana aja yang pegangin HP di sekitar pokestop, fix deh pasti main Pokemon Go juga. Sukur-sukur kalo yang deket cewek cantik atau cowok ganteng, bisa di ajak kenalan.
"Neng main pokemon Go juga ya?"
"Nggak. Saya lagi nungguin pacar saya jemput."
"Yah......"
NB: percapakan di atas bukan saya yang lakukan.
Itulah 7 anomali yang saya temukan selama main Pokemon Go. Dengan susksesnya Pokemon Go, mungkin saja akan muncul aplikasi-aplikasi serupa dengan tujuan yang berbeda, misalnya untuk cari pacar pakai GPS, atau cari teman-teman se- hobi pakai GPS, atau hal lain yang pastinya bakal bikin dunia ini berubah. So.. Be prepared !
Masuk ke dalam tataran yang lebih individu, pokemon Go telah merubah paradigma saya atau mungkin pemain lain tentang apa itu game. Game seringkali diidentikan dengan duduk berjam-jam menatap layar sampai lupa waktu dan lupa makan. Tapi semenjak ada Pokemon Go, semuanya berubah.. Berikut beberapa anomali yang terjadi pada diri saya atau mungkin kalian yang main juga merasakan hal berikut ini:
1. Jadi hobi keluar rumah
Ini sih so pasti lah ya. Game ini emang didesain untuk hal itu. Kalian harus gerak bro, minimal jalan di gang-gang dekat rumah. Tapi yang menjadi menarik adalah berubahnya respon saya dan adik saya ketika diminta pergi oleh orang tua kami untuk membeli sesuatu. Misalnya saja bokap nitip untuk dibelikan rokok di minimarket terdekat. WOW!! Dengan semangat akan kami "iya" kan permintaan tersebut. Walaupun kesannya tidak tulus, pokemon Go berhasil membuat orang tua tersenyum karena anaknya jadi bisa dimintain tolong kesana-kesini. Tapi parahnya diminta beli rokok di minimarket deket rumah, eh malah jalan ke masjid kompleks sebelah demi pokestop. Alhasil beli rokok titipan bokap abisin waktu 1.5 jam.
2. Olahraga tanpa sadar
Ada telur pokemon yang hanya bisa menetas kalo kita jalan sebanyak 2, 5, atau 10 km Bayangkan sebelum ada pokemon Go, yang memotivasi orang buat olahraga adalah gambaran akan tubuhnya (mis: saya terlalu gendut, saya ingin kurus, jadi saya harus olahraga), tapi sekarang orang tanpa sadar olahraga demi sebutir telur. Itunglah 1 hari kalian menetaskan telur yang butuh 5 km untuk menetas, berapa banyak berat badan bisa turun? Imagine that!
3. Tempat ibadah yang tiba-tiba ramai
Nah ini nih yang paling kocak saya temukan. Tak jarang Niantic memasang pokestop di rumah-rumah ibadah. Pemain nggak perlu sampai masuk ke dalam rumah ibadah, yang penting jaraknya deket, maka pemain bisa dapet barang-barang gratis dari pokestop itu. Karena aturan yang demikian, masjid dekat rumah saya suka ramai dikunjungi anak muda tapi bukan untuk ibadah, melainkan hanya sekedar check in di pokestop. ckckck
4. Mall dan tempat hangout berlomba-lomba pasang lure modul
Lure modul adalah salah satu item di pokemon Go yang bila dipasangkan ke pokestop akan menarik pokemon untuk mendekat. Istilah gampangnya pemain tinggal duduk di pokestop nanti pokemon yang datang sendiri menghampiri. Metode inilah yang disinyalir menjadi salah satu sumber pendapatan dari Pokemon Go. Mall dan tempat hang out bisa saja membayar Niantic untuk menjadikan tempatnya menjadi pokestop. Mall atau tempat hangout tinggal pasang lure modul berjam-jam agar menarik pengunjung untuk datang. Nih salah satu contoh mall yang jadi rame gara-gara pasang lure modul
/ |
Palyer Pokemon Go di mall Central Park. Sumber: Gamestation |
5. Menimbulkan kecurigaan petugas keamanan dan tetangga
Mungkin kalian sudah sering dengar berita banyak player pokemon Go diperiksa petugas keamanan karena berkeliaran di tempat berbahaya. Atau player pokemon Go yang ditembak tetangganya karena disangka maling. Pengalaman ini pernah saya alami di kompleks perumahan sendiri. Saya mondar mandir lewatin pos keamanan karena di dekat situ ada masjid yang dijadikan pokestop. Mata petugasnya melototin saya karena liat saya mondar mandir terus.. Hiii seremm..Bapak pokemon ganas ya? Mau saya tangkap pakai pokeball?
6. Sensitif pas liat orang pegang HP pas jalan atau naik sepeda
Semenjak main Pokemon Go saya jadi suka men-judge orang-orang yang jalan sambil megangin HP. "Wah itu pasti main juga tuh, mau ke pokestop yang ada lurenya". "Wah itu pasti mau nyerang gym tuh". "Wah wah wah...." Padahal pas saya lihat, dia lagi nonton youtube sambil jalan, What!! Lebih aneh lagi nggak sih?.. Emangnya nyaman ya nonton sambil jalan?
7.Cari teman baru pake lure modul
Lure modul ternyata bukan hanya bisa digunakan untuk mengundang pokemon, tetapi bisa juga mengundang teman baru. Ketika ia dipasang di pokestop, tentunya player lain akan mendekat karena bakal ada banyak pokemon keluar di situ. Nah, tinggal dilihat deh orang-orang mana aja yang pegangin HP di sekitar pokestop, fix deh pasti main Pokemon Go juga. Sukur-sukur kalo yang deket cewek cantik atau cowok ganteng, bisa di ajak kenalan.
"Neng main pokemon Go juga ya?"
"Nggak. Saya lagi nungguin pacar saya jemput."
"Yah......"
NB: percapakan di atas bukan saya yang lakukan.
Itulah 7 anomali yang saya temukan selama main Pokemon Go. Dengan susksesnya Pokemon Go, mungkin saja akan muncul aplikasi-aplikasi serupa dengan tujuan yang berbeda, misalnya untuk cari pacar pakai GPS, atau cari teman-teman se- hobi pakai GPS, atau hal lain yang pastinya bakal bikin dunia ini berubah. So.. Be prepared !
Ini character saya, baru level 9 |
Pokemon yang berhasil ditangkap |
No comments:
Post a Comment