Friday, July 29, 2016

Pokemon Go: Anomaly!

Sewaktu saya kecil, setiap hari minggu pagi tepatnya, serial animasi pokemon menjadi tontonan favorit saya. Tak hanya serial animasi, manifestasi pokemon juga hadir dalam bentuk trading card game, tazos dari chiki chikian, sampai gamenya hadir di konsol nintendo gameboy. Menjadi imajinasi terbesar saya waktu itu adalah, bagaimana kalo pokemon hadir di dunia nyata dan kita bisa menangkapnya. Saya sampai buat pokeball (bola untuk menangkap pokemon) dari kertas dan melemparnya demi membuat imajinasi saya serasa nyata.

Setelah beberapa tahun, kemampuan imajinasi saya sudah mulai digantikan oleh pikiran-pikiran rasional hingga pada tahun 2016 nintendo dan niantic menyulut kembali imajinasi saya, bahkan mereka membuat imajinasi saya menjadi nyata. Boom!! Pokemon muncul di toilet rumah saya, di depan pagar rumah saya, di jalan-jalan rumah saya, di mall-mall yang sering saya kunjungi. Saya hanya perlu keluar, mengaktifkan aplikasi dan GPS, dan tadaaa!! saya disulap menjadi pokemon trainer.

Sistem game yang mengadopsi teknologi augmented reality ini mengharuskan kita "berusaha" (baca: jalan -jalan keluar rumah) untuk menangkap pokemon, mencari pokestop (tempat tertentu dimana pemain dapat mendapatkan item secara cuma-cuma), atau menaklukan gym (arena bertarung sesama pemain). Sekalipun belum resmi keluar di Indonesia, file installernya (APK) udah diburu oleh para gamers di Indonesia.

Masuk ke dalam tataran yang lebih individu, pokemon Go telah merubah paradigma saya atau mungkin pemain lain tentang apa itu game. Game seringkali diidentikan dengan duduk berjam-jam menatap layar sampai lupa waktu dan lupa makan. Tapi semenjak ada Pokemon Go, semuanya berubah.. Berikut beberapa anomali yang terjadi pada diri saya  atau mungkin kalian yang main juga merasakan hal berikut ini:

1. Jadi hobi keluar rumah
Ini sih so pasti lah ya. Game ini emang didesain untuk hal itu. Kalian harus gerak bro, minimal jalan di gang-gang dekat rumah. Tapi yang menjadi menarik adalah berubahnya respon saya dan adik saya ketika diminta pergi oleh orang tua kami untuk membeli sesuatu. Misalnya saja bokap nitip untuk dibelikan rokok di minimarket terdekat. WOW!! Dengan semangat akan kami "iya" kan permintaan tersebut. Walaupun kesannya tidak tulus, pokemon Go berhasil membuat orang tua tersenyum karena anaknya jadi bisa dimintain tolong kesana-kesini. Tapi parahnya diminta beli rokok di minimarket deket rumah, eh malah jalan ke masjid kompleks sebelah demi pokestop. Alhasil beli rokok titipan bokap abisin waktu 1.5 jam.

2. Olahraga tanpa sadar
Ada telur pokemon yang hanya bisa menetas kalo kita jalan sebanyak 2, 5, atau 10 km Bayangkan sebelum ada pokemon Go, yang memotivasi orang buat olahraga adalah gambaran akan tubuhnya (mis: saya terlalu gendut, saya ingin kurus, jadi saya harus olahraga), tapi sekarang orang tanpa sadar olahraga demi sebutir telur. Itunglah 1 hari kalian menetaskan telur yang butuh 5 km untuk menetas, berapa banyak berat badan bisa turun? Imagine that!

3. Tempat ibadah yang tiba-tiba ramai
Nah ini nih yang paling kocak saya temukan. Tak jarang Niantic memasang pokestop di rumah-rumah ibadah. Pemain nggak perlu sampai masuk ke dalam rumah ibadah, yang penting jaraknya deket, maka pemain bisa dapet barang-barang gratis dari pokestop itu. Karena aturan yang demikian, masjid dekat rumah saya suka ramai dikunjungi anak muda tapi bukan untuk ibadah, melainkan hanya sekedar check in di pokestop. ckckck

4. Mall dan tempat hangout berlomba-lomba pasang lure modul
Lure modul adalah salah satu item di pokemon Go yang bila dipasangkan ke pokestop akan menarik pokemon untuk mendekat. Istilah gampangnya pemain tinggal duduk di pokestop nanti pokemon yang datang sendiri menghampiri. Metode inilah yang disinyalir menjadi salah satu sumber pendapatan dari Pokemon Go. Mall dan tempat hang out bisa saja membayar Niantic untuk menjadikan tempatnya menjadi pokestop. Mall atau tempat hangout tinggal pasang lure modul berjam-jam agar menarik pengunjung untuk datang. Nih salah satu contoh mall yang jadi rame gara-gara pasang lure modul

/
Palyer Pokemon Go di mall Central Park.
Sumber:  Gamestation


5. Menimbulkan kecurigaan petugas keamanan dan tetangga
Mungkin kalian sudah sering dengar berita banyak player pokemon Go diperiksa petugas keamanan karena berkeliaran di  tempat berbahaya. Atau player pokemon Go yang ditembak tetangganya karena disangka maling. Pengalaman ini pernah saya alami di kompleks perumahan sendiri. Saya mondar mandir lewatin pos keamanan karena di dekat situ ada masjid yang dijadikan pokestop. Mata petugasnya melototin saya karena liat saya mondar mandir terus.. Hiii seremm..Bapak pokemon ganas ya? Mau saya tangkap pakai pokeball?

6. Sensitif pas liat orang pegang HP pas jalan atau naik sepeda
Semenjak main Pokemon Go saya jadi suka men-judge orang-orang yang jalan sambil megangin HP. "Wah itu pasti main juga tuh, mau ke pokestop yang ada lurenya". "Wah itu pasti mau nyerang gym tuh". "Wah wah wah...." Padahal pas saya lihat, dia lagi nonton youtube sambil jalan, What!! Lebih aneh lagi nggak sih?.. Emangnya nyaman ya nonton sambil jalan?

7.Cari teman baru pake lure modul
Lure modul ternyata bukan hanya bisa digunakan untuk mengundang pokemon, tetapi bisa juga mengundang teman baru. Ketika ia dipasang di pokestop, tentunya player lain akan mendekat karena bakal ada banyak pokemon keluar di situ. Nah, tinggal dilihat deh orang-orang mana aja yang pegangin HP di sekitar pokestop, fix deh pasti main Pokemon Go juga. Sukur-sukur kalo yang deket cewek cantik atau cowok ganteng, bisa di ajak kenalan.

"Neng main pokemon Go juga ya?"
"Nggak. Saya lagi nungguin pacar saya jemput."
"Yah......"

NB: percapakan di atas bukan saya yang lakukan.

Itulah 7 anomali yang saya temukan selama main Pokemon Go. Dengan susksesnya Pokemon Go, mungkin saja akan muncul aplikasi-aplikasi serupa dengan tujuan yang berbeda, misalnya untuk cari pacar pakai GPS, atau cari teman-teman se- hobi pakai GPS, atau hal lain yang pastinya bakal bikin dunia ini berubah. So.. Be prepared !



Ini character saya, baru level 9


Pokemon yang berhasil ditangkap






















Tuesday, July 5, 2016

Melek Internet tapi Beloon

Pada Bulan Januari 2016, masih teringat jelas bagaimana peristiwa teror di ibu kota terjadi. Aksi tembak-tembakan polisi vs teroris, aksi bom bunuh diri, sampai tukang sate yang nekat tetap berjualan di area TKP, semuanya seakan menjadi kejutan sekaligus mimpi buruk di hari itu. Saya sendiri sedang berada di rumah indekos di daerah karet, belakang Universitas Atma Jaya. Jarak dari rumah indekos ke TKP (daerah sarinah) nggak jauh-jauh amat, jadi cukup was-was juga sih saat itu. Yang makin bikin tegang adalah berita di media sosial bahwa pelaku pengeboman lari menggunakan motor ke arah Sudirman sambil menenteng shotgun, alias  kalau benar, si teroris lari ke arah kampus saya. Dengan semakin menggilanya kemajuan teknologi, tak heran berita itu jadi tersebar begitu cepat di beberapa grup line, whatsapp, dan media sosial lainnya. Dengan suasana yang lagi tegang-tegangnya, tak heran bahwa sebagian dari penerima broadcast mempercayai berita tersebut tanpa terlebih dahulu mencari kebenarannya, termasuk saya. Saya jadi sok-sok an panik dengan menanyakan kabar teman-teman saya yang di kampus dan menghimbau mereka untuk hati-hati.

Faktanya, berita itu hoax. Entah pihak mana yang dengan tidak bertanggung jawab menyebarkan berita tersebut sehingga menimbulkan kepanikan. Jangan-jangan pihak teroris yang sengaja menyebarkan pesan tersebut untuk menyebar teror lewat media digital. Terkait dengan peristiwa tersebut, saya jadi ingat cerita lucu terkait kebodohan saya sendiri yang mempercayai sebuah informasi begitu saja. Cerita ini pernah saya tulis di blog saya sebelumnya, tapi tetap membuat saya tertawa saat membacanya. Ceritanya sekitar 4 tahun yang lalu, waktu itu masih jaman-jamannya BBM (BlackBerry Messenger), selamat membaca ya..
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BB (Bikin Beloon)

BBM, FB, dan Twitter udah nggak asing lagi di telinga kita. Mereka memiliki efek positif dan negatif bagi kehidupan sehari-hari. Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan gw mengutarakan salah satu efek negatif dari kebanyakan pakai BBM.

Waktu itu jam 5:30 pagi, seperti hari-hari sebelumnya, gw bangun buat berangkat kuliah. Setelah mandi dan rapi-rapi biasanya gw cek BB tercinta gw apakah ada BBM masuk atau sekedar buat cek recent update. Waktu gw cek recent update, temen gw nulis status kaya gini :

"Selamat ulang tahun om Dodo."

Dodo merupakan nama panggilan teman gw yang bernama Daniel. Dia biasa dipanggil om (karena sifatnya yang kebapakan) atau dipanggil Dodo. Kok jadi Dodo sih? Ya Dodo, itu nama bokapnya. Kalian tau lah kebiasaan anak SMA waktu dulu kan, manggil nama bokap untuk manggil anaknya. Karena gw kenal dan dekat dengan Daniel, seperti kebanyakan orang, efek status berantai kena juga ke gw.
Gw menulis status yang sama dengan teman gw, tapi pake bahasa yang lebih sopan.

"Happy birthday Daniel"

Teman gw yang nulis status merupakan temen satu kosan gw dan kamar dia sebelahan dengan kamar gw. Waktu itu jadwal kuliah kita sama sehingga gw bisa berangkat bareng dia. Singkat cerita, ketika gw lagi jalan ke kampus bareng dia, tiba-tiba dia bilang gini:

"Eh yang ulang tahun itu bapaknya si Daniel, bukan si Daniel."

What?!! Pantes gw ngerasa si Daniel bisa ulang tahun dua kali. Ulang tahun si Daniel ternyata udah lewat sekitar dua bulan yang lalu.... Oke.. BB bener-bener bikin beloon kalau makenya salah..
Pagi itu menjadi pagi yang  penuh kebloonan..

Sejak saat itu gw belajar untuk mengecek kebenaran berita di BB sebelum nulis sebuah status. Gw ngebayangin bagaimana kalo kebloonan itu terjadi ketika status yang di copas adalah ucapan Rest In Peace buat seseorang.. Nah lo!! Padahal orangnya masih hidup.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai sekarang masih malu kalau ingat kejadian itu. Sekarang juga lagi tren ucapin selamat ulang tahun di grup line atau whatsapp. Ketika salah satu member grup ucapin selamat ulang tahun ke satu orang, member yang lain langsung ikutan. Coba bayangin kalau orang pertama salah ingat tanggal ulang tahun, berapa orang yang akan malu karena ikutan salah? hahaha



Sumber gambar: cliparts.co